Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional

Asal Mudik terucap di bibir Orang Indonesia

Saat libur panjang tiba, kata "mudik" seolah menjadi mantra yang menggerakkan jutaan orang di Indonesia untuk serentak pulang ke kampung halaman. Namun, di balik kata yang terasa sangat akrab ini, tersimpan sejarah dan asal-usul bahasa yang mungkin belum banyak diketahui.

Asal Usul Kata: Singkatan dan Makna Filosofis

Kata "mudik" ternyata memiliki beberapa lapisan makna yang kaya:

  • Kependekan dari Bahasa Jawa: Merujuk pada situs Indonesia Baik milik Kementerian Kominfo, mudik adalah kependekan dari frasa Jawa "mulih dilik", yang secara harfiah berarti "pulang sebentar".
  • Konsep "Udik" dalam Bahasa Melayu: Menurut penelusuran etimologis dari Universitas Gadjah Mada (UGM), kata ini berakar dari bahasa Melayu "udik", yang artinya hulu sungai atau pedalaman. Aktivitas pergi ke muara untuk bekerja dan kembali ke hulu (udik) lambat laun dikenal sebagai "mudik".
  • Definisi KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan mudik sebagai (1) berlayar, pergi ke udik (hulu sungai, pedalaman); (2) pulang ke kampung halaman.

Lebih dari Sekadar Perjalanan: Tujuan dan Makna Sosial

Mudik bukan hanya sekadar mobilitas fisik. Bagi masyarakat Indonesia, tradisi ini memiliki makna yang mendalam:

  • Mempererat Hubungan Keluarga: Menjadi momen penting untuk berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman.
  • Berbagi Hasil Pencarian: Menjadi sarana bagi para perantau untuk membagikan rezeki yang didapat di kota kepada keluarga di daerah.
  • Mengingat Kembali Asal-Usul: Sebagai pengingat akan akar dan identitas daerah seseorang.
  • Momen Jeda: Memberikan jeda dari rutinitas dan tekanan kehidupan urban di kota besar.

Awal Mula Tradisi Massal

Tradisi mudik seperti yang kita kenal sekarang mulai menguat dan menjadi fenomena massal pada era 1970-an. Periode ini ditandai dengan arus urbanisasi yang masif menuju Jakarta dan kota-kota besar lainnya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Seperti diungkapkan oleh Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Purnawan Basundoro, fenomena ini berkaitan erat dengan pola perpindahan penduduk pascakemerdekaan, ketika banyak orang mulai berbondong-bondong meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan di kota.

Kesimpulan

Dari sebuah istilah yang berkaitan dengan aktivitas sungai, kata "mudik" telah berevolusi menjadi konsep budaya yang kompleks. Ia mewakili perjalanan fisik, ikatan sosial, ekonomi, dan emosional yang kuat. Tradisi ini terus hidup dan beradaptasi, menjadi ritual tahunan yang tak terpisahkan dari identitas dan dinamika masyarakat Indonesia, menyatukan kota dan desa dalam sebuah siklus pulang yang penuh makna.

Baca Juga
Berita Terbaru
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
  • Kisah Kata "Mudik": Dari Perahu Sungai Hingga Tradisi Nasional
Posting Komentar
Tutup Iklan